Damau, Talaud 2024 — Setelah tiga hari penuh dengan diskusi dan aktivitas intensif, seminar dan lokakarya yang diselenggarakan oleh Gereja Masehi Injili Talaud (GERMITA) di Jemaat Al-Masih Damau dari tanggal 9-11 Juli berakhir dengan sukses. Acara yang bertujuan untuk memperbarui dan memperkaya liturgi gereja ini dihadiri oleh ratusan peserta dari berbagai Jemaat GERMITA yang bersemangat dan antusias.
Acara diawali dengan ibadah pembukaan yang dipimpin oleh Ketua Umum Sinode GERMITA, yang menguraikan tema utama sebagai landasan seluruh kegiatan. Seminar tersebut membahas dua topik utama, yakni perspektif teologis liturgi dan peran musik dalam ibadah gereja. Materi yang disampaikan oleh narasumber ternama seperti Dr. Rasyid Rahman dan Pdt. Alvin Damar, M. Th., M. Pd. K., memberikan wawasan yang mendalam tentang teologi liturgi dan manajemen musik dalam ibadah.
Sesi lokakarya berfokus pada evaluasi dan revisi liturgi gereja. Para peserta aktif berdiskusi dan merumuskan liturgi baru sesuai amanat Tata Gereja (TG) 2021. Hasil dari lokakarya ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas ibadah di seluruh jemaat GERMITA, dengan liturgi yang lebih mudah dipahami dan diterapkan.
Dr. Rasyid Rahman dalam wawancara menekankan pentingnya integrasi antara budaya lokal dan liturgi gereja. "Liturgi GERMITA merupakan salah satu gereja yang secara khusus mendesain liturgi dalam nuansa adat dan budaya. Ini membuat liturgi GERMITA menjadi unik dan berbeda dari kebanyakan gereja lainnya. Saya berharap perpaduan liturgi gereja dalam budaya dan adat yang diperbarui melalui kegiatan ini akan menjadi contoh bagi gereja-gereja di Indonesia bahkan di seluruh dunia," ungkapnya.
Sementara itu Pdt. Alvin Damar, M. Th., M. Pd. K., menyoroti hubungan erat antara musik gerejawi dan liturgi. "Musik gerejawi dan liturgi adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan dalam penyembahan kepada Allah. GERMITA terus memperkaya diri dengan teologi-teologi Calvin yang kemudian diintegrasikan dalam elemen liturgi dan musik gereja," jelasnya. “Proses revisi liturgi ini bertujuan untuk menciptakan sinkronisasi yang lebih baik dalam memuliakan Allah, sehingga jemaat dapat merasakan kedalaman iman dan kekayaan teologi dalam setiap ibadah.”
Pdt. Van H. R. Ambuliling, S. Teol., selaku Sekretaris Umum Sinode GERMITA menambahkan, "Setelah 26 tahun, liturgi GERMITA membutuhkan relevansi teologis, struktural, dan tampilan baru termasuk musik liturgis yang berbeda dengan musik gerejawi pada umumnya."
Acara ditutup dengan ibadah bersama yang dipimpin oleh Ketua III Sinode GERMITA Pdt. A. J. Larinse, S. Th., M. Pd. K. Ibadah penutupan ini menjadi momen refleksi dan syukur bagi seluruh peserta atas keberhasilan seminar dan lokakarya. Dalam khotbahnya, Pdt. Larinse mengajak seluruh jemaat untuk terus berkomitmen memperbarui dan memperkaya liturgi gereja. Dan sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi dan pelayanannya, Ketua Umum Sinode GERMITA Pdt. Dr. Arnold A. Abbas, M. Th., memberikan cenderamata kepada Dr. Rasyid Rahman. Ini adalah simbol penghargaan atas kontribusi berharga dalam seminar dan lokakarya liturgi yang berlangsung di Damau.