Pulau Terluar, – Badan Pekerja Majelis Sinode (BPMS) GERMITA mengukir sejarah dengan menggelar serangkaian agenda strategis di wilayah 01 Nanusa, wilayah terluar Talaud, pada perayaan Paskah 2025. Tidak hanya merayakan kebangkitan Kristus, kunjungan ini mencakup visitasi pelayanan, ujian kelayakan sebagai syarat pentahbisan tiga vicaris menjadi Pendeta GERMITA, serta penilaian Lomba Taman Paskah di GERMITA Jemaat Sion Marampit, perwakilan Wilayah 01 Nanusa. Kegiatan ini meneguhkan komitmen sinode dalam memperkuat pelayanan hingga ke daerah terpencil Bumi Porodisa.
Paskah sebagai Momentum Spiritual dan Administratif
Ketua Umum Sinode GERMITA, Pdt. Dr. Arnold Apolos Abbas, dalam sambutannya menekankan bahwa Paskah bukan hanya peringatan kebangkitan Yesus, tetapi juga waktu untuk mengevaluasi kualitas pelayanan gerejawi. “Pengorbanan Kristus di kayu salib menginspirasi kita untuk bekerja lebih keras melayani umat, bahkan di pelosok nan jauh,” ujarnya. Visitasi ini, menurutnya, adalah wujud nyata sinode dalam memastikan gereja-gereja di pulau terluar tetap terhubung dengan visi bersama.
Ujian Pentahbisan: Menyaring Calon Pemimpin Rohani
Tiga vicaris menjalani serangkaian ujian makalah dan evaluasi kelayakan sebagai syarat di tahbisan menjadi seorang pendeta di lingkungan pelayanan Gereja Masehi Injili Talaud (GERMITA). Proses ini melibatkan penilaian mendalam terhadap kapasitas teologis, integritas, serta kesiapan mental calon pendeta. “Pentahbisan adalah panggilan suci. Kami ingin memastikan hanya yang terbaik yang menggembalakan umat,” tegas Sekretaris Umum Sinode, Pdt. Van. H.R. Ambuliling, S.Teol, MA, yang turut memimpin proses penilaian.
Lomba Taman Paskah: Seni yang Menghidupkan Iman
Di GERMITA Jemaat Sion Marampit, tim BPMS juga menilai kreativitas Taman Paskah yang ditampilkan. Lomba ini tidak hanya dinilai dari estetika, tetapi juga kedalaman narasi Alkitabiah yang merefleksikan perjalanan sengsara hingga kebangkitan Yesus. “Taman ini adalah media katekisasi visual. Setiap ornamen harus mengajak umat merenungkan makna Paskah secara autentik,” jelas Pdt. A.J. Larinse, S.Teol, Ketua III Sinode, yang tergabung dalam tim juri.