Talaud – Sinode GERMITA sukses menggelar Lomba Taman Paskah Tingkat Sinode 2025, sebuah ajang yang memadukan seni, iman, dan kebersamaan. Selama empat hari, tim juri yang terdiri dari Badan Pekerja Majelis Sinode GERMITA berkeliling ke 15 wilayah peserta untuk menilai kreativitas dan kedalaman spiritual taman Paskah yang ditampilkan. Acara ini tidak hanya menjadi wujud syukur atas kebangkitan Kristus, tetapi juga sarana mempererat persaudaraan umat Kristiani di Bumi Porodisa, dari Tinonda hingga Napombaru.
Kriteria Penilaian: Harmoni Estetika dan Akurasi Teologis
Menurut Pdt. Van Ambuliling, S.Teol, MA, Sekretaris Umum Sinode GERMITA dan juru bicara tim juri, aspek penilaian meliputi kebersihan, keindahan visual, kerapian, dan ornamen yang digunakan. Namun, poin krusial terletak pada kesesuaian narasi taman dengan kisah sengsara Yesus dalam Alkitab. “Setiap detail harus merefleksikan kebenaran firman Tuhan, menghindari interpretasi ambigu yang bisa menimbulkan perbedaan pemahaman,” tegasnya. Penekanan ini bertujuan memastikan taman Paskah tidak sekadar menarik secara visual, tetapi juga menjadi media edukasi iman yang akurat.
Apresiasi untuk Kolaborasi Umat
Usai penilaian, Pdt. Van Ambuliling menyampaikan apresiasi tinggi kepada seluruh jemaat GERMITA. “Keterlibatan warga, mulai dari sumbangan ide, tenaga, hingga dana, membuktikan semangat kebersamaan yang luar biasa,” ujarnya. Ia berharap lomba ini menjadi tradisi tahunan yang terus menginspirasi generasi mendatang. Partisipasi aktif dari tingkat jemaat hingga wilayah, menurutnya, mencerminkan komitmen umat dalam merayakan makna Paskah secara holistik.
Daftar Peserta dan Wilayah yang Berpartisipasi
Sebanyak 15 wilayah turut serta dalam kompetisi ini, meliputi Wilayah 01 Nanusa, 02 Gemeh, 03 Essang, 05 Rainis, 06 Melonguane, 07 Lirung, 08 Kabaruan, 09 Dapalan, 10 Salibabu, 11 Damau, 12 Kalongan, 13 Lobbo, 14 Meltim, 15 Tarohan, dan 16 Moronge. Sementara itu, Wilayah 04 dan Wilayah Khusus memilih tidak berpartisipasi tahun ini. Keragaman geografis peserta menunjukkan cakupan luas Sinode GERMITA dalam menjangkau umat di pelosok Bumi Porodisa.
Refleksi Iman di Balik Keindahan Taman
Lebih dari sekadar lomba, kegiatan ini mengajak umat Kristiani merefleksikan pengorbanan Yesus. “Taman Paskah adalah medium untuk mengingat perjalanan sengsara-Nya, meneguhkan keyakinan bahwa pengorbanan itu adalah jalan keselamatan,” papar Pdt. Van Ambuliling. Melalui ornamen dan narasi yang tertata, umat diajak menghidupkan kembali kisah penyaliban hingga kebangkitan, menguatkan iman akan janji Allah yang tak pernah gagal.
Profil Tim Juri Berpengalaman
Proses penilaian dipimpin oleh figur kompeten di tubuh GERMITA, seperti Ketua III Sinode Pdt. A.J. Larinse, S.Pak, M.Teol, dan Sekretaris Umum Pdt. V.H.R. Ambuliling. Bersama juga dengan rekan kerja BPMS seperti Pdt. Alfrina Awaeh, S.Th, serta Pnt. Jakob Mangole, SE, MA selaku Ketua IV Sinode. Kombinasi keahlian teologis dan administratif ini menjamin objektivitas serta kedalaman evaluasi,baik dari segi estetika maupun spiritual.
Pengumuman Hasil: Transparansi dan Antisipasi
Hasil lomba akan diumumkan secara resmi melalui edaran ke seluruh jemaat dan wilayah peserta setelah tim juri merampungkan rekapitulasi nilai. Proses ini dilakukan dengan transparan untuk memastikan keadilan bagi semua pihak. Pdt. Van Ambuliling menegaskan, “Kami ingin setiap peserta merasa dihargai, terlepas dari hasil akhirnya.”
Warisan untuk Masa Depan
Lomba Taman Paskah 2025 tidak hanya meninggalkan jejak keindahan, tetapi juga memperkuat identitas umat GERMITA sebagai kesatuan orang percaya yang menghidupi iman melalui karya nyata. Dengan semangat ini, Sinode GERMITA berkomitmen melanjutkan ajang serupa di tahun mendatang, membawa pesan keselamatan yang relevan bagi setiap generasi. Seperti kata Pdt. Van Ambuliling, “Ini adalah warisan iman yang akan terus bersemi, mengakar dalam hati, dan berbuah bagi kemuliaan Tuhan.”
Tim Penyunting: GERMITA MULTIMEDIA CENTER