Agenda Pilpres dan Pileg 14 Pebruari 2024 Telah berlalu, kini masyarakat Indonesia tak terkecuali warga porodisa akan disibukkan lagi dengan agenda Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gubernur, Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati dan Walikota dan Wakil Walikota, yang dilaksanakan secara serentak di seluruh wilayah Indonesia.
Sesuai agenda dan tahapan KPU, pelaksanaan pemilihan kepala Daerah tersebut, akan digelar pada bulan November 2024 nanti. Berbagai persiapan pun mulai dilakukan termasuk jadwal penyelenggaraan Pilkada tersebut, telah ditetapkan.
Demikian halnya dengan masyarakat yang ada di Kabupaten Talaud, mulai mengadakan persiapan untuk menyelenggarakan agenda penting tersebut. Berbagai partai politik dan organisasi kemasyarakatan, LSM, dan masyarakat secara individu maupun kelompok, mulai mencari figur yang bakal diusung untuk memimpin daerah paling Utara di Provinsi Sulut ini.
Posisi strategis Kabupaten kepulauan Talaud sebagai “beranda” NKRI di bibir Pasifik inilah, menjadikan kabupaten Talaud sebagai salah satu primadona dalam strategi pembangunan nasional. Ada dua Pendekatan yang dilakukan oleh pemerintah pusat di daerah perbatasan ini, yaitu security aproach (pendekatan pada aspek keamanan) dan prosperity aproach (pendekatan pada aspek kesejahteraan) khususnya di bidang sosial- ekonomi. Namun sejauh ini belum memperlihatkan tanda-tanda yang menggembirakan, karena kabupaten kepulauan Talaud sampai hari masih menyandang status sebagai daerah 3T (terdepan, terluar dan tertinggal).
Lantas Seperti apakah calon pemimpin kabupaten kepulauan Talaud kedepan? Inilah yang menjadi pertanyaan penting yang harus dijawab dan menjadi bahan perenungan bagi para pemimpin di kab. Talaud dewasa ini.
Disadari bersama bahwa perkembangan dan kemajuan kabupaten Kepulauan ke depan sangat ditentukan oleh siapa yang akan pemimpin daerah ini , pada lima tahun akan datang. Oleh karena itu, Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Talaud pada November 2024 ini, merupakan momentum yang sangat strategis bagi masa depan kabupaten Talaud.
Seperti cita-cita awal pembentukan kabupaten Talaud oleh para tokoh pendiri kabupaten Talaud adalah untuk mengangkat harkat dan martabat masyarakat Talaud.
Kondisi keterbelakangan kehidupan sosial ekonomi pada masa yang lalu, kesulitan serta penderitaan yang dialami oleh orang-orang Talaud pada waktu yang lampau, telah melahirkan sejumlah dorongan (motivasi) untuk berjuang dan bekerja keras agar bisa keluar dari kondisi penderitaan tsb, sehingga dapat berdiri sejajar dengan rakyat di tempat yang lain di bumi Nusantara ini.
Seiring berjalannya waktu, masyarakat Talaud sudah dapat “menegakkan kepala”, karena antar lain, putra-putri terbaik Talaud sudah banyak yang menyandang gelar sarjana (S1), S2, bahkan sampai ada S3 (tingkat Doktoral). Tingkat pendidikan yang semakin baik, akan menjadi modal untuk membangun daerah perbatasan.
Indonesia telah merdeka pada tahun 1945, namun rakyat Talaud belum merdeka sebenarnya, entah karena penindasan suku bangsa lain atau karena nasib yang harus dialaminya. Salah satu jalan keluar dari penderitaan itu adalah mengambil alih kepemimpinan dan memberikan “ruang” kepada putera putri terbaiknya untuk dapat memimpin daerahnya sendiri. Hanya dengan jalan demikian, maka ada harapan untuk mencapai kesejahteraan bagi rakyat di daerah perbatasan ini.
Karena itu kriteria bagi seorang pemimpin daerah kabupaten Talaud adalah memahami pergumulan yang dialami oleh masyarakat yang di daerah perbatasan. Terutama dapat memahami semangat awal yang melandasi gerakan perjuangan pendirian kabupaten Talaud. Dengan memahami jiwa (roh) perjuangan tersebut, maka dia dapat melakukan perubahan (transformasi) serta meletakkan kembali dasar dan arah pembangunan kab. Talaud pada jalur yang sebenarnya, yaitu sesuai harapan dan cita-cita para pendiri dan rakyat Talaud pada umumnya.
Tantangan dan pengumuman masyarakat Talaud dewasa ini tentu sangat kompleks dan mendasar. Tidak hanya berkaitan dengan bidang pembangunan.